Halo everyone 🙌, I am Rizky Amalia

Development Period : Semester 4 (2023)
Creation Duration : 24 hours
Role : UI/UX Designer
Collaboration: Individu
Tools: Figma

Ringkasan

Hadirnya teknologi yang terus berkembang saat ini menjadikan salah satu faktor yang berpengaruh penting dalam menyukseskan informasi penggalangan dana korban bencana alam. Untuk mengoptimalkan penggalangan dana tersebut, biasanya kerap dikaitkan ataupun berkolaborasi dengan penyelenggaraan kegiatan amal salah satunya mealui konser music. Dengan memanfaatkan popularitas dan daya tarik konser musik, inisiatif donasi online melalui pembelian tiket konser dapat memberikan kontribusi sosial yang signifikan. Hal ini memungkinkan para penggemar musik untuk membantu menyebarkan kesadaran dan mendukung penggalangan donasi. Selain itu penggalangan donasi melalui konser music merupakan salah satu cara efektif karena seringkali memiliki jumlah penonton yang besar. Tentu Ini memberikan potensi yang kuat dalam mengumpulkan dana bagi para korban bencana alam.
Oleh karena itu, saya membuat website Beramal.com, website ini memiliki konsep yang melibatkan pembeli untuk menyumbangkan sebagian uang yang mereka bayarkan dalam membeli tiket konser music kepada para korban bencana alam.
Selain itu, pembeli juga memiliki opsi untuk memberikan donasi tambahan seperti tip pembelian atau donasi berupa barang. Dengan adanya website ini diharapkan membawa kemudahan akses dan kesempatan bagi pecinta music untuk berpartisipasi dalam penggalangan amal secara lebih efektif serta memanfaatkan perkembangan teknologi dalam industri music.

Peran Dalam Tim :
Disini saya bekerja sebagai UI Designer, UX Designer, Prototyper, dan Tester seperti Full Stack UI/UX Designer atau Product Designer.

Tujuan Riset Pengguna :

• 1. Mengetahui seberapa mudah user dapat menggunakan website musido
• 2. Mengetahui seberapa paham user dapat melakukan pembelian tiket konser berdonasi
• 3. Mengetahui minat dan kebutuhan user dalam berdonasi
• 4. Mengetahui seberapa baik tampilan website musido

Metode Penelitian Pengguna :

Dalam kasus ini, Design Thinking dipilih sebagai pendekatan proses desain yang relevan. Pendekatan ini memungkinkan pengamatan terhadap berbagai permasalahan yang ada dan menciptakan pendekatan berbasis solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Dengan menerapkan Design Thinking, dapat mempermudah pemahaman terhadap kebutuhan pengguna.

1. Emphatize
Karena saya tidak mengerti sama sekali apa masalah pecinta music yang suka berkegiatan amal serta ingin mengetahui secara mendalam, saya memilih metode wawancara guna mendapatkan hasil yang diharapkan. Sebelum melakukan wawancara, saya menyusun pertanyaan pertanyaan untuk mendalami masalah sebenarnya yang dialami.

Merencanakan Penelitian :

• 1. Defining the Objective
• 2. Scoping
• 3. Defining the Reseach Quostion
• 4. Listing the Hypotheis
• 5. Defining the Reseach Sub-Qustion

Mendefinisikan Tujuan :
Mencari tahu atau mengeksplorasi masalah, lalu mendalami masalah tersebut serta mencari tahu akar penyebabnya. Dan inilah tujuan penelitian saya: Memahami pemikiran generasi milenial pecinta music yang suka berkegiatan amal.

Lingkup :
Siapa / apa : generasi milenial pecinta music yang membeli tiket konser 2-3 kali setahun serta sering berdonasi
Dimana : Jember

Mendefinisikan pertanyaan :

• 1. Apa kebanyakan masalah saat melakukan donasi?
• 2. Hal penting apa yang perlu diketahui saat berdonasi?
• 3. Apa saja hal yang tidak disukai saat melakukan donasi?
• 4. Apa yang hal yang lebih mudah dilakukan saat berdonasi?

Daftar Hipotesis :

• 1. Pecinta music sering kali tidak mengetahui adanya penggalangan dana
• 2. Tidak adanya detail penggalangan donasi secara jelas
• 3. Tidak adanya kabar lebih lanjut tentang donasi yang telah disalurkan
• 4. Merasa keberatan membayar biaya admin dalam berdonasi
• 4. Tidak adanya template ucapan setelah berdonasi

Membuat Pedoman Penelitian :
Setelah menyusun rencana penelitian, kemudian saya membuat pedoman penelitian yang berisi bagaimana kita memulai wawancara. Misalnya melakukan pendahuluan, kemudian pertanyaan, dan diakhiri dengan penutup.

2. Define :
Pada tahap ini, saya mengidentifikasi titik-titik kesulitan dari proses empathize. Kemudian, saya memperinci hasil yang telah diperoleh sebelumnya menjadi bentuk pain points dan How-Might We. Tahap define membantu dalam mencari ide dan solusi untuk mengatasi hasil yang telah diperoleh sebelumnya.
Tahap pain points sendiri melibatkan eksplorasi masalah sesuai dengan yang telah dikumpulkan pada tahap empathize. Tahap ini menghasilkan sejumlah permasalahan yang kemudian akan dijawab pada tahap How-Might We.

Setelah melakukan pain point, selanjutnya saya menentukan poin masalah yang akan diselesaikan, dimana ada beberapa poin yang dipilih untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya. Dari beberapa poin permasalahan tersebut telah ditandai yang nantinya akan menjadi tujuan utama pengembangan untuk pengguna.


3. Idea :
Tahap Solution Idea merupakan tahap pemberian solusi setelah tahap pain points dan How-Might We telah selesai dilaksanakan. Pada tahap ini, solusi yang diberikan merupakan solusi atas segala permasalahan yang ada yang kemudian dipilih kembali.


Priority Idea :
Tahap Priority idea merupakan tahap yang berfungsi untuk mengetahui value dan effort yang diberikan saat mengimplementasikan ide yang ada. Dalam hal ini, semakin tinggi value dan semakin rendah effort yang diberikan maka akan dijadikan prioritas terlebih dahulu.


User Flow :
Sebelum melakukan pembuatan UI Design, saya membuat user flow. User Flow adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh pengguna saat menggunakan suatu produk untuk menyelesaikan suatu task. User Flow ini dibuat dari seluruh ide yang telah dikembangkan pada tahap ideate.


Wireframe :
Wireframe merupakan suatu struktur atau cetak biru dari desain antarmuka pengguna (UI) yang digunakan untuk menggambarkan hierarki, tata letak, dan elemen-elemen antarmuka pada aplikasi, dengan tujuan memberikan pandangan awal kepada perancang antarmuka pengguna sebelum mereka mulai membuat tampilan layar. Setiap komponen pada wireframe akan mewakili item atau konten yang akan ditampilkan pada halaman aplikasi tersebut.





4. Prototyping :
High-Fidelity Mockup :
Hi-fi mockup merupakan versi detail dari lo-fi mockup (wireframe). Hal ini dikarenakan Detail-detail yang ditambahkan pada hi-fi mockup seperti warna, icon, dll. Maket ini diharapkan untuk menjadi produk final dari UI Designer sebelum diberikan kepada Developer untuk diproduksi lebih lanjut.


Prototype :
Setelah semua UI Design sudah terbentuk dan sudah sesuai dengan userflow, wireframe dan Hi-fi Mockup. Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah prototyping. Prototype dapat diakses disini

5. Testing :
Tahap Testing merupakan proses percobaan terhadap design yang sudah dibuat untuk memastikan bahwa program yang dihasilkan sudah sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal ini proses testing perlu dilakukan guna mengetahui seberapa baik design yang sudah dibuat, sehingga terlihat apa saja yang yang perlu diperbaiki dan yang sudah memenuhi harapan sehingga siap untuk di-develop oleh Developer untuk diproduksi lebih lanjut.
Sebelum melakukan pengujian lebih lanjut, diperlukan sebuah Stimulus Research yang akan menjadi panduan agar tidak kehilangan arah saat pengujian. Stimulus research dapat dilihat disini

Usability Testing :
Setelah prototype jadi, selanjutnya melakukan usability testing. Pada tahap ini, saya menggunakan Maze sebagai salah satu media untuk melihat seberapa bisa suatu user dapat menyelesaikan suatu masalah yang diberikan. Maze juga mempermudah Researcher untuk melihat apa saja kendala dari tester. Tes ini juga digunakan untuk membantu dalam memperbaiki kesalahan dan mendapatkan umpan balik yang baik atau buruk dari pengguna.
Proses Usability testing ini kemudian dicatat pada Google Spreadsheet sebagai bentuk rangkuman. Catatan tersebut dapat dilihat disini

Kesimpulan :
Dari case study kali ini, hasil yang didapatkan adalah terlihat bahwa testing mendapatkan hasil (metrics) yang baik, user terlihat dapat dengan tepat mengikuti flow yang telah dibuat tanpa kendala yang berarti. Hal ini tentunya dapat disimpulkan bahwasanya aplikasi yang telah diuji cobakan telah layak guna dan siap untuk di-develop oleh developer.

Penutup :
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari design yang telah dibuat. Pembuatan UI sendiri mestinya lebih menekankan tentang posisi konten yang sesuai dengan kebutuhan user yang kemudian keindahan dan estetika. Hal ini menjadi tolak ukur saya agar dapat belajar lebih dalam agar dapat menyeimbangkan kebutuhan user dan kebutuhan keindahan.

Dosign is a mobile application designed to facilitate file management with FDF format, such as adding digital signatures, adding and editing stamps, as well as separating and merging PDFs. I was assigned to redesign this project during my UI/UX internship at PT Otak Kanan.

Development Period : Semester 5 (2023)
Creation Duration : 7 days
Role : UI/UX Designer
Collaboration: Individu
Tools: Figma

Clik here go to Figma

"A web portfolio is a collection of works, projects, and information about an individual or company presented online. It is designed to showcase the skills, experience, and creative style of its owner."

Development Period : Dec 2023
Creation Duration : 7 days
Role : UI Designer, Front End
Collaboration: Individual
Framework: Tailwind